Sambutan Ketua Umum saat Deklarasi Garda Pemuda NasDem 14 Juli 2011 di Balai Kartini
(1) Yang terhormat Ketua Umum Nasional Demokrat, Abangda Surya Paloh yang kami cintai dan banggakan;
(2) Yang terhormat Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Nasional Demokrat, Bapak Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdjiatno, Wakil Ketua Dewan Pembina Garda Pemuda Nasdem Bapak Mayjen (Purn) IGK Manila, Ketua Dewan Pakar Garda Pemuda Nasdem Prof. Dr. Bachtiar Aly, dan Wakil Ketua Dewan Pakar Garda Pemuda Nasdem Bapak Lalu Sudarmadi;
(3) Yang terhormat kakak-kakak jajaran Pengurus Pusat, Dewan Pertimbangan, Dewan Pakar Nasional Demokrat dan Deklarator Nasional Demokrat;
(4) Yang terhormat, para pimpinan Partai Politik, Organisasi-Organisasi Kemasyarakatan, serta rekan-rekan jajaran pimpinan organisasi-organisasi kepemudaan;
(5)Yang saya banggakan pula, jajaran Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda Nasdem yang baru saja dilantik hari ini dan seluruh panitia yang telah bekerja keras mewujudkan acara ini “I’m proud of you all!”;
(6) Yang kami muliakan seluruh hadirin serta tamu, secara khusus komunitas-komunitas pemuda, Badan-Badan Eksekutif Mahasiswa, Komunitas Tuna Rungu, dan lain-lain, yang telah mendukung dan menyempatkan diri untuk hadir menyaksikan deklarasi dan pelantikan kami hari ini.
Ijinkanlah saya ucapkan, salam: Restorasi Indonesia, Nasional Demokrat!
Sejarah mengajarkan bahwa Republik Indonesia belum berdiri ketika para pemuda dari berbagai latar belakang agama, suku dan ideologi berkumpul pada tanggal 28 Oktober 1928. Mereka menyatakan sebuah pendirian politik kebangsaan, meletakkan sebuah pondasi bangsa baru: Satu bangsa – satu tanah air – Satu bahasa: Indonesia. Mereka dengan segala perbedaan, punya kebesaran hati untuk duduk bersama merumuskan sebuah kepentingan bersama, melampaui kepentingan pribadi atau kelompok.
Tepat 17 Agustus 1945, mimpi Pemuda Indonesia tahun 1928 pun terwujud. Sebuah bangsa baru telah lahir! Soekarno masih berusia 44 tahun ketika menjadi presiden pertama republik. Bung Hatta baru saja 5 hari memasuki usia 43 tahun ketika menjadi wakil presiden pertama republik. Sutan Sjahrir masih berusia 36 tahun ketika ditunjuk sebagai perdana menteri. Demikianlah pendiri bangsa ini memimpin republik pada usia muda dan tentu saja dengan semangat muda yang berani, tegas dan progresif. Mereka telah memimpin pergulatan menuju kemerdekaan, menjadi pelopor identitas kebangsaan, merumuskan konstitusi dan mendeklarasikan kemerdekaan republik.
Saudara-saudari, hadirin sekalian yang saya hormati!
Bangsa ini dibangun oleh darah muda. Pemudi-pemuda kita dengan semangat yang gagah berani telah mengukir sejarah Bangsa Indonesia, sebagaimana yang dikatakan Soekarno, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita". Demikianlah juga kita saksikan bahwa pemuda selalu di garda terdepan ketika rezim membelot dari cita-cita republik. Pemuda selalu hadir ketika kaum tua sudah sangat mencintai kemapanan, dan tunas muda akan selalu tumbuh meski akar kulit yang tua menghalangi dan menyumbat lahirnya pucuk.
Hadirin sekalian yang saya muliakan!
Setelah 13 tahun reformasi, demokrasi masih menjadi jargon indah yang belum memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Demokrasi kita berjalan bagai upacara tanpa makna, isinya adalah sirkulasi kekuasaan dari satu elit ke elit yang lain, dari satu kartel ke kartel yang lain. Rakyat hanya diurus menjelang pemilihan umum, dikasihi hanya di bilik-bilik suara, setelahnya urus diri masing-masing. Di pusat-pusat kota, kaum mapan justru berpesta-pora di atas lumpur penderitaan rakyat, di tengah kepemimpinan nasional yang lemah dan hampa akan visi dan gagasan yang cerdas dan berani! Lihatlah pula bagaimana partai politik mengangkangi parlemen. Bukannya menjadi representasi rakyat, malah berubah menjadi poligarki kekuasaan.
Tengoklah bagaimana birokrasi dijalankan menjadi alat kekuasaan politik partai pemenang, bukannya menjadi pelayan publik yang melayani rakyat tanpa melihat latar belakang politik dan ekonomi. Ekonomi negara yang harusnya sejalan dengan prinsip demokrasi ekonomi, distribusi dan kesempatan yang adil, kini menjadi arena gladiator, yang kuat memangsa yang lemah, yang lemah memangsa sesamanya!
Para hadirin yang saya hormati!
Bukan bangsa seperti ini yang kita hendaki! bukan sistem seperti ini yang kita harapkan! bukan elit seperti ini yang kita ijinkan untuk berkuasa! Kita harus segera merapatkan barisan, keluar dari segala keterpurukan ini. Kita harus bangkit, dan terutama keluar dari mental bangsa jajahan, yang bekerja hanya untuk upah, yang rela memangsa bangsanya sendiri demi nama baik di hadapan bangsa asing!
Kita bukan bangsa yang chauvinis, yang menutup diri karena kebencian terhadap negara asing. Tetapi kita juga bukan bangsa terjajah, yang untuk memilih pendirian politik pun harus tergantung pada negara lain. Kita adalah kepribadian yang utuh dalam bingkai Republik Indonesia: berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang budaya!
Para hadirin yang saya muliakan!
Hari ini, kami, Garda Pemuda NasDem, mendeklarasikan diri sebagai gerakan Pemuda Indonesia, mengambil pilihan untuk berperan aktif mengeluarkan kita dari kubangan krisis, melalui jalan Restorasi Indonesia. Kami bersepaham, bahwa hanya dengan mengembalikan nilai-nilai luhur Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, serta pada saat yang sama melakukan inovasi kebangsaan maka kita akan keluar dari segala keterpurukan ini.
Bangsa ini butuh semangat pemuda. Bangsa ini butuh emosi, inovasi, keberanian, ketegasan dan kemauan mengambil risiko. semua itu hanya bisa dilakukan oleh anak-anak muda, yang di dadanya tumbuh subur benih kebangsaan dan kerakyatan, yang di kepalanya berbunga gagasan-gagasan baru, yang di tangannya melekat semangat kerja keras dan pantang menyerah, serta di kakinya berakar ideologi dan keteguhan tekad yang tak akan goyah diterjang badai kemajuan.
Kami dengan tegas menyatakan: secara politik anak muda harus berpihak! tidak ada tempat bagi keragu-raguan! tidak ada kosa kata “netral” dalam kamus pemuda Indonesia! “bersikaplah atau diam seperti pelangi” kata Kahlil Gibran. Garda Pemuda NasDem mendukung secara penuh kembalinya politik gagasan, demokrasi yang substantif, politik yang berkontribusi langsung pada kesejahteraan rakyat dan pemenuhan rasa keadilan bagi seluruh Warga Negara Indonesia.
Karena itu pula, Garda Pemuda NasDem bertekad bulat mendukung dengan segala daya upaya mewujudkan visi politiknya, mempercepat perubahan melalui gerakan politik yang setia dan sepenuh hati pada cita-cita Restorasi Indonesia! Seperti kami nyatakan dalam lagu mars kami, kinilah saatnya gerakan perubahan: majulah, majulah, jaya!
Saudaraku, Seluruh Pemuda Indonesia, di manapun anda berada!
Saya selaku Ketua Umum Garda Pemuda NasDem, menyatakan, bersama organisasi yang saya pimpin: kami siap, pantang mundur setapak pun, demi terwujudnya cita-cita Restorasi Indonesia. Untuk itu, mari bergabung dalam barisan ini, barisan yang akan menggulung siapapun yang mencoba menghalangi tumbuhnya tunas-tunas baru, tunas-tunas muda harapan bangsa. Bangkitlah pemuda Indonesia, masa depan adalah milik kita, jayalah Indonesiaku! Garda Pemuda NasDem: Demi Kehormatan, Pengabdian dan Tanah Air!
Jakarta, 14 Juli 2011
Martin Manurung
0 komentar:
Posting Komentar